SANGGUL-1

Festival Sanggul Nusantara 2023 Membawa Keindahan Budaya Sanggul

KBRN, Surakarta: Perkumpulan Pecinta Sanggul Nusantara dengan bangga mempersembahkan Festival Sanggul Nusantara 2023 di Solo Square, Jumat (17/11/2023). Acara yang menampilkan keindahan dan keberagaman sanggul tradisional Indonesia ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali warisan budaya yang hampir terlupakan.

Tahun 2023 menjadi tahun istimewa karena merupakan kali pertama diselenggarakannya Festival Sanggul Nusantara, yang diharapkan akan menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh pecinta keindahan tradisi rambut Nusantara. Roadshow ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan event sebelumnya di Sarinah Thamrin Jakarta pada 11 Maret 2023.

Ninoek W Sunaryo, Ketua Umum Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara, berbicara antusias tentang partisipasi aktif generasi muda, terutama perempuan milenial dan generasi Z, dalam melestarikan keindahan sanggul Nusantara. Menurut survei singkat yang dilakukan, kawula muda sepakat mendukung upaya pelestarian warisan budaya ini.

“Kami memiliki kesamaan visi-misi pelestarian bahwa sanggul ini jangan sampai musnah dimakan zaman. Kita perlu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda, millenial, gen Z, sehingga sanggul ini jangan sampai musnah. Kalo orang ndak dikenalkan, orang ndak tahu, lama-lama (sanggul) akan menghilang. Karena ini merupakan bagian dari warisan budaya,” ungkapnya.

Dra. R.Ay. Irawati Kusumorasri, MSn, Direktur Solo International Performing Art dan Dewan Pakar Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara, turut hadir sebagai nara sumber dialog budaya. Ira menyatakan bahwa ragam sanggul di Indonesia adalah kekayaan budaya langka yang harus dijaga. Festival ini memberikan semangat kepada masyarakat untuk melestarikan keindahan sanggul tradisional Indonesia.

“Saya sudah akrab dengan kebaya, sanggul, apalagi kalau ibu saya dulu jagong itu menghadiri acara pernikahan itu selalu memakai kebaya terus sanggulan. Dari situ saya belajar bagaimana memb uat sanggul sendiri. Akhirnya, sampai sekarang saya suka menyanggul rambut dan memakai kebaya pada acara-acara semi resmi. Saya jadi bangga sekali dengan kegiatan Festival Sanggul Nusantara ini. Dengan ini saya ingin menyampaikan, walaupun tidak pakai sanggul setiap hari, tetapi sebaiknya tahu sanggul asal-muasalnya membentuk sanggul.  Memang sekarang lebih praktis ya, tetapi lebih baik kalo mengetahui cara memakai sanggul,” ungkapnya.

Festival Sanggul Nusantara 2023 di Solo tidak hanya menampilkan pameran sanggul, tetapi juga menyediakan tutorial make-up dan praktek sanggul Ukel Konde Solo. Acara roadshow ini akan menjangkau lima kota besar, yakni Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Bandung, dengan tujuan untuk semakin mengenalkan kekayaan sanggul Nusantara di berbagai kota sekaligus mengangkat tradisi dan kearifan lokal. (Ase)

MERAWAT

Merawat Kearifan Lokal di Jogja Melalui Festival Sanggul Nusantara

(Yogyakarta-DIY) Perkumpulan Pecinta Sanggul Nusantara kembali menginisiasi terselenggaranya kegiatan Festival Sanggul Nusantara 2023. Kali ini, kegiatan digelar di Galeria Mall Yogyakarta, Minggu (19/11/2023).

Sebagai informasi, Perkumpulan Pecinta Sanggul Nusantara merupakan komunitas perempuan pegiat pelestarian sanggul.

Ketua Umum PSN Ninoek W Sunaryo mengatakan, Festival Sanggul Nusantara melibatkan partisipasi pemerintah dan masyarakat seperti pakar sanggul, pelaku usaha kecantikan, pemerhati, pegiat, perajin sanggul dan kecantikan serta komunitas budaya.

Kegiatan juga melibatkan kawula muda perempuan usia milenial dan generasi Z untuk ikut berpartisipasi melestarikan sanggul nusantara.

Sebab dalam survei yang pernah dilakukan, ternyata para anak muda sepakat untuk mendukung upaya pelestarian sanggul nusantara.

Disampaikan Ninoek, festival ini merupakan event lanjutan yang telah diselenggarakan di Sarinah Thamrin Jakarta pada 11 Maret 2023 lalu.

Selanjutnya akan diselenggarakan di beberapa kota besar lainnya seperti Solo, Semarang, Surabaya dan Bandung.

“Kami berharap melalui roadshow ini bisa mengenalkan sanggul-sanggul nusantara di berbagai kota di Indonesia sekaligus mengangkat tradisi dan kearifan lokal,” ucap Ninoek saat membuka kegiatan.

Dalam festival ini juga menghadirkan pengamat dan praktisi tradisi lokal Abdi Dalem Pamucal Beksa Kridhomardowo, R.Ay.Artyandari sebagai narasumber dalam dialog interaktif.

Ia menyampaikan, sanggul harus dikenalkan dengan cara sederhana dan dekat dengan masyarakat. Tanamkan makna adiluhung di dalamnya serta hilangkan kesan high dan sulit.

Sementara itu, Ketua Pecinta Sanggul Nusantara Wilayah Yogyakarta, Yossie Riyani merasa optimis kegiatan Festival Sanggul Nusantara dapat menginspirasi milenial dan generasi Z untuk bersama-sama melestarikan sanggul dan kebaya.

Di Yogyakarta, peserta terdiri dari Perwakilan Putri Keistimewaan, Duta UNY, Duta AMPTA, Duta Bahasa DIY, Duta Museum DIY, Perwakilan PERSEKINDO, Forkom PPBN, Mahasiswa STIM Yogyakarta dan SMKN 1 Kasihan.

Dirinya juga menampilkan langgam Kenyo Yogya yang diikuti parade dari perwakilan duta-duta keistimewaan.

Selain itu, Festival Sanggul Nusantara 2023 di Yogyakarta juga diisi dengan tutorial make up dari LT Pro dan praktek Ukel Tekuk Yogyakarta yang dibawakan oleh Lintang Widati dari SMKN 1 Kasihan.

“Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara mengajak masyarakat untuk semakin giat mengenakan sanggul Ukel Tekuk Yogyakarta sebagai kelengkapan tata rambut dalam mengenakan kebaya yang dapat menambah keanggunan dalam berbusana khas Yogyakarta,” kata Yossie.(Raya Sanjiwani)

CEPOL

Pencinta Sanggul Nusantara Mendorong Pelestarian Sanggul Cepol Betawi dan Busana Kebaya Encim

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara, salah satu komunitas yang concern akan pelestarian sanggul nusantara, kebaya dan busana daerah melaksanakan kegiatan dengan mengangkat tema Budaya Betawi.

Acara berjudul ‘None Punye Gaye’ menghadirkan dialog interaktif bersama Drs. Yahya Andi Saputra, M.Hum seorang pakar budaya Betawi, demo kecantikan dan sanggul Cepol Betawi.

None Punye Gaye bermakna gaya busana dan tatanan rambut remaja putri Betawi.

Gaya busana dan tatanan rambut remaja putri Betawi perlu semakin disosialisasikan dan didukung pelestariannya.

Acara None Punye Gaye dipenuhi remaja putri, generasi Z dan milenial.

Mereka hadir mewakili sekolah, kampus, sanggar tari dan ada juga yang hadir atas keinginan pribadi.

Acara dibuka dengan alunan musik keroncong Guru Strada Cabang Pasar Minggu dan Tarian Betawi Lenggang Nyai.

Dilanjutkan dengan dialog interaktif Budaya Betawi.

Puncak acara None Punye Gaye berupa demo kecantikan oleh tim Mustika Ratu dan demo Sanggul Cepol oleh Pencinta Sanggul Nusantara.

Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah dibagikannya sanggul cepol secara gratis kepada para peserta generasi Z dan milenial.

Kegiatan praktek mengenakan sanggul bersamapun dilakukan oleh para peserta dengan dibimbing oleh anggota Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara.

Ketekunan dan keseriusan sekaligus kecerian para peserta mencoba mengenakan sanggul Cepol Betawi, menjadi salah satu indikator adanya antusias yang tinggi untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya.

Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara, Ninoek W Soenaryo mengemukakan Pencinta Sanggul Nusantara fokus pada upaya pelestarian sanggul, kebaya dan busana daerah.

“Dalam upaya pelestarian, kita selalu melibatkan peran serta generasi muda, agar dapat berkelanjutan dan proses berjalan terus menerus,” tutur Ninoek W Soenaryo di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).

Drs. Yahya Andi Saputra menyatakan kegiatan None Punye Gaye yang digelar Pencinta Sanggul Nusantara, punya peran dan pesan penting bagi Jakarta khususnya dan bagi Indonesia umumnya.

Betapa tidak? Ingin disampaikan bahwa kearifan lokal Betawi menjadi salah satu pilar utama bagi penegasan karakter budaya Indonesia.

Karakter ini penting untuk selalu diedukasi kepada generasi muda.

Peran dan pesan itu kiranya sangat tepat, karena Pencinta Sanggul Nusantara mematok pangsa pada generasi Z dan milenial, bahkan generasi alfa.

Yahya berharap, Pencinta Sanggul Nusantara terus mengirim pesan dan mengedukasi cinta budaya.

Salah satu generasi milenial yang aktif sebagai humas Pencinta Sanggul Nusantara, Chaulan Fatrysa Shintamy yang akrab di sapa Ulan menambahkan, Pencinta Sanggul Nusantara akan konsisten untuk terus secara aktif menjadi motor penggerak, istilah Betawinya tim gedor dalam mengenalkan kembali jenis-jenis sanggul nusantara dan berupaya memberikan kontribusi melahirkan generasi cinta warisan adi luhur Indonesia.

Kemeriahan acara tidak lepas dari para peserta yang hadir dengan beragam warna warni kebaya encim, kain tumpal serta keseruan berlenggak lenggok bersama diiringi keroncong Sirih Kuning serta alunan lagu-lagu Betawi yang sangat familiar seperti ‘Kicir-Kicir’ dan ‘Nonton Bioskop’. (mia)

INDONESIA-RESMI

Indonesia Resmi Usulkan Kebaya ke UNESCO Bersama 4 Negara ASEAN

Indonesia menyelenggarakan workshop dua hari bersama Brunai, Malasyia, Singapura dan Thailand sebagai bagian  mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda secara bersama ke UNESCO.

Nominasi kebaya secara bersama juga merupakan upaya mempererat kerjasama di bidang kebudayaan antar negara, nominasi bersama kebaya oleh 5 negara ASEAN adalah momentum untuk mempererat solidaritas ASEAN. “ Ini  sekaligus momentum positif  bagi Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN 2023, memperkuat kolaborasi dan mewujudkan perdamaian di kawasan ASEAN,” ujar Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan KemendukbudRistek di Hotel Pullman Jakarta. Kebaya Indonesia yang dinominasikan bersama adalah Kebaya Labuh dari Riau dan Kebaya Kerancang dari DKI.