JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara, salah satu komunitas yang concern akan pelestarian sanggul nusantara, kebaya dan busana daerah melaksanakan kegiatan dengan mengangkat tema Budaya Betawi.
Acara berjudul ‘None Punye Gaye’ menghadirkan dialog interaktif bersama Drs. Yahya Andi Saputra, M.Hum seorang pakar budaya Betawi, demo kecantikan dan sanggul Cepol Betawi.
None Punye Gaye bermakna gaya busana dan tatanan rambut remaja putri Betawi.
Gaya busana dan tatanan rambut remaja putri Betawi perlu semakin disosialisasikan dan didukung pelestariannya.
Acara None Punye Gaye dipenuhi remaja putri, generasi Z dan milenial.
Mereka hadir mewakili sekolah, kampus, sanggar tari dan ada juga yang hadir atas keinginan pribadi.
Acara dibuka dengan alunan musik keroncong Guru Strada Cabang Pasar Minggu dan Tarian Betawi Lenggang Nyai.
Dilanjutkan dengan dialog interaktif Budaya Betawi.
Puncak acara None Punye Gaye berupa demo kecantikan oleh tim Mustika Ratu dan demo Sanggul Cepol oleh Pencinta Sanggul Nusantara.
Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah dibagikannya sanggul cepol secara gratis kepada para peserta generasi Z dan milenial.
Kegiatan praktek mengenakan sanggul bersamapun dilakukan oleh para peserta dengan dibimbing oleh anggota Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara.
Ketekunan dan keseriusan sekaligus kecerian para peserta mencoba mengenakan sanggul Cepol Betawi, menjadi salah satu indikator adanya antusias yang tinggi untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya.
Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara, Ninoek W Soenaryo mengemukakan Pencinta Sanggul Nusantara fokus pada upaya pelestarian sanggul, kebaya dan busana daerah.
“Dalam upaya pelestarian, kita selalu melibatkan peran serta generasi muda, agar dapat berkelanjutan dan proses berjalan terus menerus,” tutur Ninoek W Soenaryo di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Drs. Yahya Andi Saputra menyatakan kegiatan None Punye Gaye yang digelar Pencinta Sanggul Nusantara, punya peran dan pesan penting bagi Jakarta khususnya dan bagi Indonesia umumnya.
Betapa tidak? Ingin disampaikan bahwa kearifan lokal Betawi menjadi salah satu pilar utama bagi penegasan karakter budaya Indonesia.
Karakter ini penting untuk selalu diedukasi kepada generasi muda.
Peran dan pesan itu kiranya sangat tepat, karena Pencinta Sanggul Nusantara mematok pangsa pada generasi Z dan milenial, bahkan generasi alfa.
Yahya berharap, Pencinta Sanggul Nusantara terus mengirim pesan dan mengedukasi cinta budaya.
Salah satu generasi milenial yang aktif sebagai humas Pencinta Sanggul Nusantara, Chaulan Fatrysa Shintamy yang akrab di sapa Ulan menambahkan, Pencinta Sanggul Nusantara akan konsisten untuk terus secara aktif menjadi motor penggerak, istilah Betawinya tim gedor dalam mengenalkan kembali jenis-jenis sanggul nusantara dan berupaya memberikan kontribusi melahirkan generasi cinta warisan adi luhur Indonesia.
Kemeriahan acara tidak lepas dari para peserta yang hadir dengan beragam warna warni kebaya encim, kain tumpal serta keseruan berlenggak lenggok bersama diiringi keroncong Sirih Kuning serta alunan lagu-lagu Betawi yang sangat familiar seperti ‘Kicir-Kicir’ dan ‘Nonton Bioskop’. (mia)